batu-batu laut yang menghiburkan
pasiran yang memutih
burung-burung camar bernyanyi
angin risik mencelah
lalu rindu di hatiku
terburai
pada kilauan air
dan lantunan suara ombak
memanggil-manggil
menyebut-nyebut pengertian
langkah yang pincang
ketika merempuh hari
rinduku menatap matahari
yang selalu aku abaikan
akhirnya aku sedari
kini angin rintih
menusuk kalbu
sepanjang jalanan teruji
lelaki yang perlahan
menjunamkan anganannya
pada sayup mata memandang
No comments:
Post a Comment