rindu yang menyentuhi aku
kembali ke ruang silam
hanya detik-detik itu
seperti tidak pernah
menceritakan hakikat
kusentuh embun
meluruh berderai
ladang cinta persahabatan
kembali semak
mimpi berasak-asak
di sepanjang jalan curam
ku terima hakikat
debu dan kelikir
dan licin berlumut
dan sekecilnya
aku
terabai di helaian nasib
Kusentuh embun
ReplyDeletedinginnya adalah kita
hangat alam juga kita
dari sekecilnya
dan infiniti
kautetap di hati
sahabat puisiku.
salam terindah. selagi disirami suburlah ia
ReplyDeleteteruskanlah berpuisi, ZA.
ReplyDeleteok, di mana kucari ganti
ReplyDelete