bisikkanlah
aku mendengar
aku juga sayu
engkau bersedih
ku lihat engkau gelisah
kuntum harapmu
namun
masih mewangi
butir tuturmu perlahan
pandang matamu menjauh
desismu menderas
alur bibirmu
namun
masih cemerlang
ku suntingi hatimu
ku susuri dambaan
murni hati
merisik
tunas-tunas senyum
di kolam batiniah
alis mata
sejuk bugar
jeling harap
titip puisi
kata menjalar
dendang alunan
desah harap
mimpi segar
alun mendayu
busar panahan
lukisan alam
biru laut
angin semilir
cantis perasaan
pepohonan merendang
ciap-ciap beburung
dan...
bisikkanlah
ya,
aku mendengar
sebutir demi sebutir
ReplyDeletekata kuukir
mahu kau baca,
kaji dan fahami
kau lebih arif perihal hati
aku tahu
aku pasti
aku musafir
yang tidak pernah setia kepada satu
persinggahan dalam masa
yang menjadi ngeri
tiba-tiba
pabila terkenang
-kamu
kasih kugalas di bahu
melimpah
melemas hati nan rawan
sunyi mejadi kawan
rindu menjadi nyawa
cinta hanya tinggal nesannya
terpacak di mata yang berderaian kaca harap
dengarlah
kupasti kau akan
bisikan hatiku
polos terpamer
tanpa tabir kelam
tercanting impian
miliki bahagia.
seringkali
hati ini kalah
merapat dahi dalam rakaat
pohon dijauhi segala muslihat
dibukakan hati
perbetulkan niat
mencari jodoh yang paling berkat
dengarlah
bisikan aku yang sepi dan sayu
halus tutur kata kucuba selalu
agar kau mengerti
yang aku dilanda tengkujuh rindu.