menyelak ke pintu hari
dengan syukur
keindahan yang tuhan beri
menyesak nafas
melangkah berhati-hati agar sembuh
suara kusam yang belum terbebas
kepada semua yang mengerti
lidah dan hati akan berisi
kupanjangkan renungan
arus air mengalir, disusuli sungai kehidupan
seperti biasa
berusaha membuang sampah sarap atau halangan
seperti aku tidak pernah bersalah, namun hakikat
tidak begitu
kawan-kawan menilai
manakala tuhan mengetahui segala
seandainya bunga-bunga puisi masih menjadi...
No comments:
Post a Comment