beban kata-kata
dari dalam diri
akhirnya menjadi puisi
samada indah
atau penuh kemusykilan
maka itulah aku
membaca redup mentari
mengintip biasan bulan
atau berlari di dalam kelam
supaya kata-kata itu singgah
memberi makna
sekurang-kurangnya untuk seorang teman
dari angin yang terpinggir
aku lelah bersama sarat puisi
yang ku kendong lalu berantakan
dan aku
tidak pula pandai
untuk memohon maaf !
No comments:
Post a Comment