ruang ini tidak terbatas untuk berbicara
sayu rasa atau jitu membara
ruang ini tidak mengerti apa yang dikata
dia hanya menerima kata-kata
engkau berkata benar pastilah tuhan telah tahu
hanya kita memilih menambah untuk manusia
damai dan abadi rasamu aku sentuh
bukan di bibirmu tetapi di hatimu yang jauh
mari berkelana dengan isi sepadang cinta kemanusiaan
di lorong itu di pentas hitam putih kehidupan
kerana dibekalkan sedikit rasa dan kesanggupan
buih kata-kata yang menjadi penentu
lalu aku rindu kepadamu seperti ternampak
bayang-bayang kelam sebuah gunung yang indah dengan lanskap
di arena kata-kata tanpa suara, pilu tanpa wajah
dan sengsara tanpa warna
kata-kata bernas bak ketulenan perjuangan, takut atau berani
bukan persoalan
di arena ini lalu kukenalkan rasaku
aku mencintai rasamu seakan engkau hadir
(kepada teman-teman puisi, ramai telah menghilang)
No comments:
Post a Comment