diajar untuk menjadi tuan kepada diri sendiri
menyusun beribu tari dan langkah, dengan hanya akal
akhirnya dia kekal menjadi serampang banyak mata
dia memilih melengkungkan nikmat untuk orang lain
kehadapan dirinya sendiri supaya terhidang lalu
santaplah ia seperti raja lalu ketawa
berdekah-desah, tanpa sedikitpun susut rasa
takbur serta ujub
melainkan mungkin...
Sdr, alangkah elok kalau maksud lebih diperlambang dan sedikit dipersulit?
ReplyDeleteMARSLI N.O